Tulisan 14 & 15
Komunikasi Dalam
Manajemen
A.
Definisi Komunikasi
Kata
atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis
atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan
perkataan ini bersumber pada katacommunis Dalam
kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik
bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan
makna.
Komunikasi
secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan
oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat
dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan
Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:
Human
communication is the process through which individuals –in relationships,
group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to
the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses
yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi
dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan
lingkungan satu sama lain.
Komunikasi
meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yaitu:
- Komunikator
(siapa yang mengatakan?)
- Pesan
(mengatakan apa?)
- Media
(melalui saluran/ channel/media apa?)
- Komunikan
(kepada siapa?)
- Efek
(dengan dampak/efek apa?).
B.
Proses Komunikasi
Berangkat
dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses komunikasi
menjadi dua tahap, yaitu:
1.
Proses komunikasi secara primer
Proses
komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media.
Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal
(bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain
sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan
komunikator kepada komunikan.
Wilbur
Schramm (dalam Effendy, 1994) menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil
(terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok
dengan kerangka acuan (frame of reference) , yakni paduan pengalaman dan
pengertian (collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh
komunikan. Schramm menambahkan, bahwa bidang (field of
experience) merupakan faktor penting juga dalam komunikasi. Jika bidang
pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan
berlangsung lancar. Sebaliknya, bila bidang pengalaman komunikan tidak sama
dengan bidang pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu
sama lain.
2.
Proses komunikasi sekunder
Proses
komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua
setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang
komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasike karena
komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya
banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film,
dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses
komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan
sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio,dan lainnya), dan media
nirmassa (telepon, surat, megapon, dan lainnya).
C.
Hambatan Komunikasi
Berikut
ini beberapa hambatan dalam berkomunikasi secara efektif.
- Filtering,
yaitu pengirim pesan memanipulasi informasi sehingga informasi tersebut
seakan-akan terlihat menguntungkan.
- Selective
perception, yaitu penerima pesan dalam proses komunikasi secara selektif
melihat dan mendengar pesan tersebut berdasarkan kebutuhan, motivasi,
pengalaman, dan berbagai karakteristik pribadinya.
- Information
overload, yaitu informasi yang kita terima melebihi kapasitas kita dalam
memproses atau mengolah informasi tersebut.
- Emotions,
yaitu interpretasi yang berbeda terhadap informasi saat kita sedang sedih
dengan saat kita merasa senang.
- Language
atau bahasa, yaitu ketidakpahaman terhadap bahasa atau istilah-istilah
tertentu antara satu orang dengan yang lain.
- Silence,
yaitu tidak adanya komunikasi
- Communcation
apprehention, yaitu ketakutan atau kecemasan seseorang untuk berkomunikasi
- Lying,
atau berbohong.
D.
Definisi Komunikaksi Interpersonal
Efektif
Komunikasi
interpersonal efektif dalam organisasi:
a.
Definisi berdasarkan
komponen (componential)
Definisi
berdasarkan komponen menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati
komponen-komponen utamanya.
b.
Definisi berdasarkan hubungan
diadik (dyadic)
Komunikasi
antar pribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang,
seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru murid. Ciri-ciri
komunikasi diadik adalah pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang
dekat, pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara
spontan.
c.
Definisi berdasarkan
pengembangan (developmental)
Komunikasi
antar pribadi dilihat sebagai akhir dari perkembangan dari komunikasi yang
bersifat tak pribadio atau interpersonal. Pada suatu ekstrim menjadi komunikasi
pribadi atau intim pada ekstrim yang lain. Perkembangan ini mengisyaratkan atau
mendefinisikan pengembangan komunikasi antar pribadi.
E.
Model Pengolahan Informasi
Model-model
Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat
dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami
dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah
dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk
mengungkapkannya. Model Pengolahan informasi berorientasi pada :
a.
Proses Kognitif
b.
Pemahaman Dunia
c.
Pemecahan Masalah
d.
Berpikir Induktif
F.
Model Interaktif Manajemen
Prinsif Model
Interaktif manajemen:
Keseluruhan
proses manajemen dibangun berdasarkan hubungan ikatan kepercayaan yang
membutuhkan keterbukaan dan kejujuran baik dari pihak manajer maupun pekerja.
Bawahan menurut atau melakukan pekerjaannya, bukan karena mereka dibuat seperti
itu, tetapi karena mereka merasa mengerti oleh manajer dan memahami masalahnya.
Pekerja bekerja keras untuk membuat keputusan yang benar. Mereka merasa tidak
suka dimanipulasi, dikontrol, atau dibujuk untuk membuat keputusan bahkan jika
keputusan itu yang akhirnya mereka buat. Jangan memecahkan masalah
bawahan. Mereka akan merasa tidak menyukai solusi tersebut, dan jika anda
sebagai manajer memperkenalkan solusinya, mereka akan tidak menyukai anda.
Tunjukan masalahnya; jangan pecahkan. Biarkan bawahan memecahkan
masalah-masalah mereka dengan bantuan anda.
Sumber :
Effendy, Onong Uchjana,
1999, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Pengantar Ilmu
Komunikasi, Jakarta : Grasindo
Cangara,
Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Sendjaja,Sasa Djuarsa,
1994, Pengantar Komunikasi, Jakarta : Universitas Terbuka
Herujito Yayat, M.
2001, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: PT Grasindo
Kartini Hartono.
1994. Psikologi sosial untuk manajemen, perusahaan dan Industri. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar