Tugas Psikologi Manajemen 3
Apa itu Perencanaan ?
Perencanaan, adalah kegiatan-kegiatan
pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan mengenai sasaran dan cara-cara
yang akan dilaksanakan di masa depan guna mencapai tujuan yang diinginkan,
serta pemantauan dan penilaian atas perkembangan hasil pelaksanaannya, yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.
Beberapa Arti Perencanaan Menurut Para Ahli
- Garth N.Jone, Perencanaan adalah suatu proses
pemilihan dan pengembanngan dari pada tindakan yang paling baik untuk
pencapaian tugas.
- M.Farland, Perencanan adalah suatu fungsi
dimana pimpinan kemungkinan mengunakan sebagian pengaruhnya untuk mengubah
daripada wewenangnya.
- Abdulrachman (1973), Perencanaan adalah
pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta dan atau perkiraan yang mendekat (estimate)
sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakan-tindakan kemudian.
- Siagian (1994), Perencanaan adalah
keseluruhan proses pemikiran dan penetuan secara matang daripada hal-hal yang
akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian yang telah
ditentukan.
- Terry (1975), Perencanaan adalah pemilihan
dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang
berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan dan merumuskan
kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil
tertentu.
- Kusmiadi (1995), Perencanaan adalah
proses dasar yang kita gunakan untuk memilih tujuan-tujuan dan
menguraikan bagaimana cara pencapainnya.
- Soekartawi (2000), Perencanaan adalah
pemilihan alternatif atau pengalokasian berbagai sumber daya yang tersedia.
Perencanaan bertujuan untuk :
1. Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan
perencanaannya.
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya),baik kualifikasinya
maupun kualitas.
4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas
pekerjaan.
5. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat,
biaya, tenaga, dan waktu.
6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.
7. Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan.
8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.
9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
Langkah - Langkah dalam Menyusun Perencanaan
Proses penyusunan rencana melibatkan
pemikiran ke depan berkaitan dengan apa yang akan diperbuat dengan sumber daya
yang tersedia. Dalam menyusun perencanaan yang baik, seorang manajer akan
memperhitungkan berbagai pertimbangan berkaitan dengan pengembangan organisasi
yang dikelolanya seperti berikut:
1. Menganalisis dan melakukan prediksi untuk masa yang akan datang.
2. Menetapkan sasaran jangka panjang dengan menentukan sasaran yang
ingin dicapai dan menetapkan hasil yang menjadi target dan tujuan akhir.
3. Menentukan berbagai kebijakan berkaitan dengan metode kerja yang akan
diterapkan.
4. Menyusun jadwal / program yang harus dilakukan dalam rangka
pengembangan organisasi.
5. Melakukan evaluasi anggaran keuangan, dengan menetapkan sumber-sumber
keuangan dan mengalokasikan pos-pos pengeluaran yang akan digunakan dalam
kegiatan pelaksanaan rencana.
Dengan menyusun perencanaan dalam sebuah
organisasi diharapkan setiap bentuk kegiatan akan lebih terfokus pada sasaran
yang telah ditetapkan, kinerja lebih efektif, memotivasi pegawai untuk lebih
giat dan berprestasi, memudahkan pengawasan, serta memudahkan manajer dalam
pengambilan keputusan.
MANFAAT PERENCANAAN
1. Standar pelaksanaan dan pengawasan
2. Pemilihan berbagai alternative terbaik
3. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun
kegiatan
4. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
5. Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan
6. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak
terkait, dan,
7. Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.
Jenis perencanaan
(1) Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis
merupakan rencana jangka panjang (lebih dari 5 tahun) untuk mencapai tujuan
strategis. Fokus perencanaan ini adalah organisasi secara keseluruhan. Rencana
strategis dapat dilihat sebagai rencana secara umum yang menggambarkan alokasi
sumberdaya, prioritas, dan langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan
strategis. Tujuan strategis biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak.
(2) Perencanaan Taktis
Perencanaan taktis
ditujukan untuk mencapai tujuan taktis, yaitu untuk melaksanakan bagian
tertentu dari rencana strategis. Rencana ini mempunyai jangka waktu yang lebih
pendek (1 – 5 tahun) dibandingkan dengan rencana strategis. Perencanaan taktis
biasanya di buat oleh manajemen puncak dan manajemen menengah.
Tujuan taktis
biasanya diturunkan dari tujuan strategis. Sebagai contoh, suatu perusahaan
mempunyai rencana strategis menstabilkan suplai bahan baku. Rencana taktis
kemudian dikembangkan melalui pembelian bahan baku dari perusahaan pensuplai
bahan baku.
(3) Perencanaan Operasional
Perencanaan
operasional diturunkan dari perencanaan taktis, mempunyai fokus yang lebih
sempit, jangka waktu yang lebih pendek (kurang dari 1 tahun) dan melibatkan
manajemen tingkat bawah.
Ada 2 jenis rencana
operasional:
a. Rencana
Tunggal (sekali pakai)
Rencana tunggal
adalah rencana yang dilakukan sekali pakai, sebagai contoh ketika perusahaan
merencanakan ekspansi, pembuatan pabrik baru, penarikan tenaga kerja baru dan
lainnya.
b.Rencana Standing
Rencana standing
adalah rencana yang bisa dipakai berulang-ulang. Rencana standing bisa
menghemat waktu dan tenaga karena rencana ini bisa diterapkan pada situasi yang
sama.
(4) Perencanaan Situasional
Perencanaan
situasional merupakan perencanaan yang memasukkan alternatif perencanaan yang
berbeda. Dapat dikatakan perencanaan situasional adalah perencanaan cadangan,
apabila rencana A tidak berhasil karena adanya sebab-sebab tertentu maka
rencana B dapat dilaksanakan.
Tahap pertama adalah
melakukan perencanaan seperti biasanya, yang kemudian dikembangkan dengan mempertimbangkan
kejadian-kejadian situasional. Dalam tahap kedua, perencanaan dilaksanakan,
kejadian situasional secara formal diidentifikasikan/dirumuskan. Indikator
kejadian situasional dirumuskan/ditentukan. Jika indikator tersebut menunjukkan
terjadinya kejadian situasional, alternatif rencana situasional dilakukan. Jika
tidak ada kejadian situasional, perencanaan yang semula yang dilakukan.
Kejadian situasional
yang dipilih merupakan kejadian yang diperkirakan mempunyai efek (dampak) yang
paling serius terhadap pelaksanaan rencana organisasi. Perencanaan situasional
terutama bermanfaat untuk organisasi dengan lingkungan yang dinamis, dimana ketidakpastian
dan perubahan merupakan fenomena yang umum dalam lingkungan tersebut.
Sumber :
T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya
Manusia, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1985
Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Organisasi dan
manajemen sumber daya manusia. Bandung: Rineka Cipta.
Supar,M. 2007. Ekonomi 3. Jakarta:
Yudhistira Quadra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar