Halaman

Minggu, 24 Maret 2013

Tulisan 2 Kesehatan Mental

TULISAN 2

TEORI KEPRIBADIAN SEHAT

1.    Aliran Psikoanalisah
Psikoanalisis yang diperkenalkan oleh sigmund freud pada tahun 1909. Ia dikenal dengan teorinya mengenai alam ketidaksadaran. Teori ini merupakan penemuan baru saat itu karena selama itu para ahli hanya menyibukkan diri dengan alam kesadaran sebagaimana yang nyata dalam teori - teori lain yang berlaku disaat itu seperti teori asosiasi, teori intropeksi, behaviourisme dan sebagainya. Ketidaksadaran (unconsciouness) menurut freud berisi dorongan - dorongan yang timbul pada masa kanak - kanak yang oleh satu dan lain hal, misalnya karena dilarang oleh norma masyarakat. Sehingga terpaksa ditekankan dan tidak muncul dalam kesadaran. Dorongan - dorongan terlarang ini, menurut teori freud yang klasik adalah naruli seksual atau disebut juga libido sexualis dan naluri agresi atau tanatos.
Menurut pandangan psikoanalisis kesehatan mental dilihat dari dorongan - dorongan terlarang, meskipun ditekankan tetap berpengaruh dan sering timbul dalam mimpi - mimpi, kesalahan bicara (slip of the tongue) atau bahkan dalam perbuatan - perbuatan biasa yang dapat diterima masyarakat seperti karya seni, karya sastra, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Sebaliknya, kalau dorongan - dorongan ini sama sekali tidak dapat disalurkan, maka ia akan mengganggu kepribadian dan juga memggangu kesehatan mental orang yang bersangkutan yang antara lain dapat berbentuk gangguan - gangguan kejiwaan yang disebutpsikoneurosis. Psikoanalisis sebagai teknik penyembuhan penyakit - penyakit kejiwaan mempunyai metode untuk membongkar gangguan - gangguan yang terdapat dalam ketidaksadaran ini, antara lain dengan metode analisis mimpi dan metode asosiasi bebas.
Dalam perkembangan teori selanjutnya, freud mengemukakan pula teori tentang id,  ego,  dan superego yang masing - masing berarti dorongan - dorongan naluri (id) , aku (ego) , dan hati nurani (superego). Jika dari dorongan tersebut tidak disalurkan, maka akan mengganggu kesehatan mental yang dimiliki seseorang. Jadi, menurut pandangan psikoanalisis kesehatan mental atau kepribadian yang sehat yang baik adalah memiliki atau menyalurkan dorongan - dorongan yang ada seperti id,ego dan superego.

2.    Aliran Behavioristik
Teori kepribadian behaviristik bertolak dari dan menekankan pengaruh lingkungan atau keadaan situasional terhadap perilaku. Tokoh-tokohnya adalah Rotter, Dollard, Miller, dan Bandura. Para ahli tarsebut berpendapat bahwa perilaku merupakan hasil interaksi yang terus menerus antara variable-variabel pribadi dengan lingkungan. Dengan demikian individu dan situasi saling mempengaruhi.
Teori belajar yang dianut oleh Dollard dan Miller menekankan pada konsep kebiasaan. Kebiasaan adalah pertautan atau asosiasi antara suatu stimulus (isyarat) dan suatu respons. Asosiasi-asosiasi atau kebiasaan-kebiasaan yang dipelajari tidah hanya terbentik dari stimulus-stimulus eksternal dan respon-respon terbuka, tetapi juga antara stimulus-stimulus dan respon-respon internal.
Jadi pola perilaku dibentuk berdasarkan suatu proses kondisioning. Orang-orang disekitar individu membentuk perilakunya dengan ganjaran dan hukuman. Disini terjadi pembentukan pola perilaku dan penguatan melalui pengalaman langsung, tetapi perilaku juga dapat terbentuk melalui pengalaman tidak langsung yaitu melalui pengalamn terhadap perilaku orang lain disekitarnya (modeling).

3.    Aliran Humanistik

Para teoritisi behavioristik beranggapan bahwa perilaku seseorang itu ditentukan oleh cirri khusus dari situasi yang dihadapi, misalnya situasinya di kelas atau di lapangan bola, penafsiran individu terhadap situasi tersebut (pantas atau tidak melakukan agresi), penguatan yang dialami pada tingkah lakunya dalam situasi serupa (dihukum atau dipuji).
Jadi dapat disimpulkan bahwa menurut aliran behavioristik manusia adalah suatu sistem kompleks yang bertingkah laku dengan cara yang sesuai dengan hukum. Ciri-cirinya tersusun dengan baik, teratur, banyak spontanitas, kegembiraan hidup dan juga kreativitas. Manusia dianggap terbiasa dalam memberikan respons positif terhadap stimulus dari luar sehingga manusia diangggap tidak memiliki sikap diri sendiri karena potensi yang dimiliki manusia diabaikan.

Kepribadian Sehat Behavioristik 
1.    Manusia adalah makhluk perespon, lingkungan mengontrol perilaku.
2.    Manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
3.    Mementingkan faktor lingkungan.
4.    Menekankan pada faktor bagian.
5.    Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
6.    Sifatnya mekanis mementingkan masa lalu.

Daftar Pustaka :
Sarwono, Sarlito W. (2010). Pengantar psikologi umum. Jakarta: Rajawali Pers
Basuki, A.M. Heru. (2008). Psikologi umum. Jakarta: Gunadarama.
Hall, Calvin S & Lindzey, G. (1993). Teori-teori psikodonamik (klinis). Yogyakarta: Kanisius.
Hall, Calvin S & Lindzey, G. (1993). Teori-teori sifat dan behavioristik. Yogyakarta: Kanisius.
Suryabrata, S. (2003). Psikologi kepribadian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar