Tulisan 5
A. Model Hubungan Interpersonal
• Model Pertukaran sosial( social exchange model) dimana didefinisikan secara singkat bahwa hubungan interpersonal diidentifikasikan dengan transaksi dagang. Untuk memperoleh sesuatu ada harga yang arus dibayar (cost-reward).
• Model Peranan (role model). Dalam model ini, hubungan interpersonal digambarkan sebagai panggung sandiwara. Individu akan dipandan baik bila dapat memainkan perana sesuai ekspektasi lawan hubungan. Bila individu tersebut bertindak jauh dari ekspektasi, maka hubungan interpersonal cenderung akan menjadi lebih renggang.
• Model Permainan ( games people play model). Untuk menjelaskan model ini digunakan analisis transaksional dimana manusia diklasifikasikan dalam tiga karakter, yaitu kepribadian anak-anak, dewasa, dan orang tua.
Model hubungan transaksional keempat adalah Model Interaksional. Model interaksional inilah yang akan saya jelaskan secara lebih mendalam.
• Model Interaksional
Interaksi menurut KBBI (2001:438) didefinisikan sebagai hal saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi, antarhubungan. Dan Model, seperti yang telah saya sebutkan diatas merupakan gambaran untukmenjelaskan sebuah teori. Model Interaksional dapat dipahami sebagai gambaran tertentu untuk menjelaskan teori mengenai suatu bentuk hubungan antara satu pihak dengan pihak lainnya yang saling melakukan aksi.
Dalam model interaksional ini, suatu hubungan interpersonal didefinisikan sebagai suatu sistem. Saya mengambil analogi sistem pencernaan manusia. Dalam sistem tersebut, masing masing organ seperti mulut, kerongkongan, lambung, dan usus harus dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik. Bila salah satu organ dalam sistem mendapatkan gangguan, maka akan mengganggu kinerja organ lainnya.
B. Memulai Hubungan
Dalam melakukan hubungan interpersonal, factor-faktor yang memengaruhi suatu ketertarikan interpersonal yaitu internal, eksternal, dan interaksi.
faktor internal (Baron dan Byrne, 2008)
faktor internal (dari dalam diri kita) meliputi dua hal, yaitu kebutuhan untuk berinteraksi (need for affiliation) dan pengaruh perasaan.
Kebutuhan untuk berinteraksi (need for affiliation)
Menurut McClelland, kebutuhan berinteraksi adalah suatu keadaan dimana seseorang berusaha untuk mempertahankan suatu hubunga, bergabung dalam kelompok, berpartisipasi dalam kegiatan, menikmati aktivitas bersama, menunjukan perilaku saling bekerja sama, saling mendukung dan konformitas. Seseorang yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi berusaha mencapai kepuasan terhadap kebutuhan ini, agar disukai, diterima oleh orang lain, serta mereka cenderung untuk memilih bekerja bersama orang yang mementingkan keharmonisan dan kekompakan kelompok.
Pengaruh Perasaan
Jika kita membuat orang lain senang saat kita bertemu dengannya, maka interaksi akan lebih mudah terjalin, sebaliknya ketika kita bertemu orang tersebut dan kita membuat perasaannya negatif. Dalam berbagai situasi sosial, humor digunakan secara umum untuk mencairkan suasana dan memfasilitasi interaksi pertemanan. Humor yang menghasilkan tawa dapat membuat kita lebih mudah berinteraksi, sekalipun dengan orang yang belum dikenal. Jadi, kita akan lebih mudah berinteraksi dengan orang lain pada saat kondisi perasaan kita sedang senang dibandingkan jika kondisi perasaan kita sedang negative. Hal ini dikarenakan pada saat senang kita lebih terbuka untuk melakukan komunikasi.
Faktor Eksternal
Factor eksternal yang mempengaruhi dimulainya suatu hubungan interpersonal adalah kedekatan dan daya tarik fisik. Baron dan byrne menjelaskan bahwa kedekatan secara fisik antara dua orang yang tinggal dalam satu lingkungan yang sama, menunjukan bahwa semakin dekat jarak geografis diantara mereka, semakin besar kemungkinan kedua orang tersebut untuk sering bertemu. Selanjutnya, pertemuan tersebut akan menghasilkan penilaian positif satu sama lain, sehingga timbul ketertarikan diantara mereka.
Daya Tarik Fisik
Seperti apapun orang yang baru kita kenal, secara fisik menarik atau tidak, jangan menilai terlalu cepat,. Sebuah penelitian mengenai aya tarik fisik menunjukan bahwa sebagian besar orang percaya bahwa laki-laki dan perempuan yang menarik menampilkan ketenangan, mudah bergaul, mandiri, dominan, gembira, seksi, mudah beradaptasi, sukses, lebih maskulin ataupun feminine. Jadi, kita cenderung memilih berinteraksi dengan orang yang menarik dibandingkan yang tidak. Karena orang yang menarik lebih memiliki karakter yang positif.
Faktor Interaksi
Pada factor interaksi terdapat 2 hal, yaitu persamaan-perbedaan dan reciprocal liking.
Persamaan-Perbedaan
Miller dan Perlman (2009) mengemukakan bahwa sangat menyenangkan ketika kita menemukn orang yang mirip dengan kita dan saling berbagi asal usul, minat, dan pengalaman yang sama. Ternyata, perbedaan juga lebih menyenangkan daripada persamaan. Jones menjelaskan bahwa kita merasa senang saat menemukan terdapat hal yang mirip denagn orang yang kita sukai, tetappi ternyata lebih menyenangkan saat kita mengetahui bahwa pandangannya berbeda dengan yang kita miliki ( Jones dalam Pines, 1999)
Reciprocal Liking
Factor lain yang juga mempengaruhi ketertarikan kita kepada orang lain adalah bagaimana orang tersebut menyukai kita. Secara umum, kita menyukai orang yang juga menyukai kita juga kita tidak menyukai orang yang juga tidak menyukai kita. Tersebut dinamakan memberikan kembali (reciprocate) perasaan yang diberikan orang lain kepada kita (Dwyer, 2000). Ketika disukai oleh orang lain, dapat meningkatkan self esteem, meras bernilai, dan mendapatkan positive reinforcement.
C. Adequancy peran & autentisitas dalam hubungan peran
Kecukupan perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.
Intimasi dan hubungan pribadi
Intimasi dapat dilakukan terhadap teman atau kekasih. Intimasi (elemen emosional : keakraban, keinginan untuk mendekat, memahami kehangatan, menghargai, kepercayaan). Intimasi mengandung pengertian sebagai elemen afeksi yang mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya. Dorongan ini menyebabkan individu bergaul lebih akrab, hangat, menghargai, menghormati, dan mempercayai pasangan yang dicintai, dibandingkan dengan orang yang tidak dicintai. Mengapa seseorang merasa intim dengan orang yang dicintai? Hal ini karena masing-masing individu merasa saling membutuhkan dan melengkapi antara satu dan yang lain dalam segala hal. Masing-masing merasa tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dan kehadiran pasangan hidup sisinya.
Intimasi dan pertumbuhan
untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita.
Keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena
(1) kita tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh;
(2) kita tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan;
(3) kita tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang rahasia;
(4) kita dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup; (5) kita memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus . Dalam hal inilah keutamaan cinta dibutuhkan.
Daftar Pustaka :
http://arsip.uii.ac.id/files//2012/08/05.2-bab-2137.pdf
http://shafashan15.blogspot.com/2012/04/hubungan-interpersonal.html
http://psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/hubungan-interpersonal.htm
http://www.psychologymania.com/2013/04/teori-hubungan-interpersonal.html
http://pemulihanjiwa.com/teori-teori-hubungan-interpersonal-2.html
http://whatsupdee.blogspot.com/p/model-hubungan-interpersonal.html
Sarwono, sarlito. (2011), Psikologi Sosial, Salemba Humanika: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar